Seperti yang dikutip CNNMoney.com tentang rencana Bailout pemerintah Amerika untuk menanggulangi krisis yang terjadi dikatakan bahwa apakah rencana Bailout tsb akan mampu menanggulangi krisis...? Sebuah pertanyaan besar..."Bailout: Will it work? Experts differ on whether the $700 billion bailout plan will prompt banks to lend and help the economy. But even if it does, it will take time."

Krisis yang melanda hampir di seluruh perekonomian di AS tsb mengingatkan kembali atas peristiwa Great Depression di tahun 1929 dimana masyarakat AS hidup dalam kesulitan keuangan bahkan sampai harus kelaparan. Peristiwa ini kemudian "mengubah" pola hidup generasi tua AS untuk lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka. Perlu diketahui pula bahwa peristiwa itu juga merupakan saat-saat perekonomian AS hancur akibat runtuhnya bursa yang ada. New York Stock Exchange (NYSE) saat itu merupakan bursa efek yang terbesar di dunia. Dan pasar yang sedang sedemikian bullish runtuh seketika pada 24 Oktober 1929 yang dikenal dengan Black Thursday.


Sebuah kejatuhan bursa saham yang terburuk kembali menimpa bursa saham Wall Street pada pekan lalu. Indeks Dow Jones pada 15 September terpuruk 4,42% ke bawah level 11.000, atau merupakan kejatuhan terbesar sejak serangan teroris September 2001 yang lalu.

Rentetan kejatuhan saham-saham di Wall Street bersamaan dengan runtuhnya raksasa-raksasa lembaga investasi yang selama ini menjadi icon Wall Street. Lehman Brothers bangkrut, diikuti dengan Merrill Lynch yang harus diakuisisi oleh Bank of America, sementara American International Group (AIG) harus dinasionalisasi melalui kucuran dana hingga US$ 85 miliar. Terakhir, sang legenda Warren Buffet akhirnya menyuntikkan dana US$ 5 miliar ke Goldman Sachs untuk membantu meningkatkan modalnya.

Lalu Pemerintah AS akhirnya mengajukan rencana penyelamatan dari krisis keuangan yang nilainya mencapai US$ 700 miliar atau sekitar Rp 6.500 triliun. Jika rencana ini disetujui oleh DPR AS, maka total biaya yang harus dikucurkan oleh pemerintah AS untuk penanganan krisis ini mencapai US$ 1,8 triliun.

Rencana penyelamatan krisis tsb, untuk menghindari kejatuhan ekonomi AS, telah mendorong Presiden George Bush untuk mendesak kongres untuk menyetujuinya . Namun para anggota kongres masih belum menyatakan persetujuannya.
Seperti yang dikutip oleh Prof. Rodrigue Tremblay bahwa ada 2 masalah yang mendesak yang harus segera diselesaikan yaitu:

"...First, there is the most urgent problem of solving the overhang of illiquid mortgage-backed securities which were created as the equivalent of liquid commercial paper.
The second, American financial problem is related to the approximately $2.7-trillion in municipal securities outstanding, a large proportion of which have been relying on a bond insurance system that is teetering on the brink of collapse...".

Rencana Bailout akan dilakukan pemerintah AS adalah terhadap exposure surat utang yang memiliki kualitas buruk terutama pada lembaga keuangan dan perbankan. Jika tidak dilakukan bailout, kondisi ini dikhawatirkan akan mendorong terciptanya sistemik efek sektor keuangan yang akan dapat menjadi pemicu resesi perekonomian secara keseluruhan.

Informasi terbaru bahwa bailout telah disetujui oleh DPR AS dan telah ditandatangani oleh Presiden George Bush pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2008 dengan tujuan untuk membantu menyelamatkan perekonomian AS secara keseluruhan.

Bagaimana dampak krisis AS tsb bagi Indonesia? Jawabannya adalah tentu ada pengaruhnya. Namun tidak ada salahnya bagi kita untuk mempersiapkan diri mengantisipasi terjadinya hal -hal yang tidak kita inginkan. Langkah yang bisa dilakukan antara lain mendorong perkembangan ekonomi domestik, sehingga bisa bergerak lebih cepat dan mampu mengkompensasi perlambatan yang mungkin terjadi di sisi ekspor kita.

Bookmark and Share

0 comments

Related Articles